Terkait tantangan dari dalam, sesungguhnya Bung Karno telah mengingatkan bahwa dalam perjalanannya, Pancasila akan dihadapkan oleh bangsanya sendiri, “ perjuanganku lebih mudah karena hanya mengusir penjajah, namun perjuanganmu lebih berat karena melawan bangsamu sendiri”. Namun dalam perjalanannya, Pancasila dihadapkan pada tantangan yang sangat kompleks baik itu tantangan dari dalam maupun dari luar. Menuntun seluruh bangsa Indonesia untuk terbebas dari penderitaan yang yang disebabkan oleh kemiskinan dan kebodohan.īahkan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila hendak menuntun bangsa Indonesia untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin (duniawi dan surgawi). Pancasila sebagai jalan pembebasan hendak menuntun bangsa dan Negara Indonesia untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, mencapai cita-cita kemerdekaan. Oleh para pendiri bangsa, jalan pembebasan menuju kehidupan yang berbahagia itu telah ditetapkan yaitu Pancasila. Demikian dengan Indonesia merdeka hendak membebaskan penderitaan seluruh rakyat Indonesia dari cengkraman kolonialisme menuju masyarakat yang bahagia yaitu masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kemerdekaan bangsa mana pun di muka bumi ini hendak bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan, membebaskan warga bangsanya dari cengkraman penderitaan. Pancasila tidak menghendaki pembangunan bangsa dan Negara yang semata-mata bertujuan untuk pemenuhan hawa nafsu duniawi yang bersifat fisik materi namun juga pembangunan watak kewargaan atau sumber daya manusia yang relijius, cerdas dan bijaksana.
Hendaknya dalam pembangunan bangsa dan Negara memerlukan keseimbangan antara pembangunan yang bersifat duniawi dan surgawi atau materi (fisik) dan SDM (spiritualitas). Pancasila sebagai jalan tengah juga mengandung makna sebagai titik keseimbangan dalam pembangunan bangsa dan negara. Demokrasi Pancasila menghendaki demokrasi musyawarah mufakat yang dilandasi oleh kebijaksanaan, sedangkan sosialisme Pancasila menghendaki keadilan dan kesejahteraan bersama atas semangat gotong royong, saling berbagi senasib sepenanggungan.Pasang Iklan Meskipun demikian, demokrasi dan sosialisme Pancasila berbeda dengan kedua ideologi tersebut. Jika ideologi besar di dunia ini dikelompokkan dalam dua kutub yaitu ideologi yang berbasis pada demokrasi liberal dan ideologi yang berbasis pada sosialis komunis, maka Pancasila adalah titik temu di antara kedua ideologi besar tersebut. Pancasila sebagai jalan tengah adalah jalan keseimbangan membangun bangsa dan negara, tidak ekstrim kiri juga tidak ekstrim kanan.